Thursday, April 24, 2008

anak jaman mengejar mimpi

dari sebuah sudut ibukota,
yang katanya lebih kejam dari ibu tiri.
menumbuhkan semangat hidupku,
bahwa hari ini aku patut berterimakasih.
.
kepada Tuhan.
.
.
.
optimisme,
bukanlah milik pengusaha dan konglomerat.
tapi, milik kami juga.
yang dipaksa oleh takdir,
yang dengan sepenuh hati begembira.
bahwa, hari ini kami masih BEKERJA.
bahwa, hari ini kami masih bisa MEROKOK.
.
bahwa, hari ini kami masih bisa memandangi mimpi-mimpi anak jaman.
.
.
.
secercah harapan telah datang,
saatnya kami mengambil tenaga.
atau bolehlah, kami selesa istirahat.
.
atau bolehlah, kami memandangi betapa gemerlapnya mereka yang memiliki ibukota.
boleh kan?
meski kami, kaum marginal ini, yang mewujudkan mimpi ibukota ini, mengambil sedikit waktu untuk bermimpi.

No comments: