Monday, September 11, 2006

Simpang Lima Sisi Penjara

Dan malam,
Ketika tersungkur dalam curamnya makna, kejujuran adalah peti mati bagi jiwa. Deru angin bukan tantangan, lebih berarti di pucuk-pucuk daun harapan baru cita-cita. Sejengkal bisa bertahun-bertahun untuk dilewati, karena ragu bagai monster lapar. Adakah kebaikan itu didalam sebuah pundi kearifan, atau kearifan sendiri sudah dikunci dalam peti harta Sang Raja ?
Lalu siapa berikutnya ?
Kapan ?
Satu makna saja takkan cukup untuk mengartikan semua itu dalam secuil rindu, pada waktu, detik yang telah dilalui, jarak yang terlintasi, jalanan penuh debu kenangan.
Semua takkan hilang, jika masih kita simpan. Dalam bentuk apapun, tetap saja ada ingatan.
Kecuali Tuhan,
Tak ada kehendak yang patut disangkakan.
Kecuali diri kita,
mau memasang kuda-kuda, dan berlari menerjang palang.
Menari diatas rumput-rumput yang bersorak kemenangan, bagai tentara di medan laga. Tak ada yang tak ada, tak bisa untuk tidak bisa, tak mau mengatakan tidak mau. Bagi Si Jalang, Si Curang, Si Pengecut, dan siapapun yang berbaju untuk menipu dirinya sendiri. Kita bukanlah lawan!
Karena semangat sudah dimuat. Besok sambutlah pagi, katakan pada burung-burung pembawa gosip dan berita, “Aku bukan yang dulu, bukan diantara seribu itu.“
Genggam erat kunci itu, didepan setelah belokan pertama kearah cahaya, . . . ada masa depan.
Nah . . .,
disana juga ada Lupus-Lupus yang lain, bahkan monster ganas, ada lagi peri-peri kejam dan kurcaci bengis mengintai.
Hati-hati,
ucapkan mantra ini “Aku pasrah pada-Mu Tuhan yang menciptakan dan yang menghilangkan.“.

Monday, July 24, 2006

when we were champion
all things made of glory

when we were lose
what did we said to protect

Tuesday, July 18, 2006

untuk z

aku baru tahu
jika yang seminggu itu
maksudmu menjauhi aku

aku tak tahu
jika aku harus mau
mengahapus namamu

memang,

aku pernah tahu
kamu baik padaku
selalu begitu bagiku

aku kurang tahu
rahasia apa di hatimu
untukku, itulah kamu

yang aku tahu,
aku jadi serba tidak tahu
"sesungguhnya yang baik, menarik yang baik
yang buruk, menarik yang buruk
surga menarik penghuni surga
neraka menarik penghuni neraka."
Jalaludin Al-Rumi

jantungku berdetak kencang
nafasku berat, serasa sejuta ton beban menimpa
pikiranku ciut, penuh takut
kebenaran hakiki, dari Yang Maha Menghakimi

dimana aku?

apa yang kita masukkan?
itu baru awal
apa yang kita keluarkan?
itulah akhirnya


tanyakan semua

berikan satu saja

jangan minta apapun

karena besok ada dia