Thursday, November 05, 2009
Senja di Batas Kota
jadi teringat sebuah lagu lama yang sendu mayu, halaman demi halaman terasa asing bagiku. gundah hinggap tak henti-henti, menusuk perih di tiap ingatan.
hujan,
tolong aku, larutkan airmataku dalam derasmu.
benamkan aku dalam keluasanmu, tenggelamkan dalam genangan euforia duniamu.
untuk apa ?
ketenangan jiwa yang tak terbayar.
Tuesday, October 13, 2009
selamat jalan
dalam dekapan haru, aku ingin berbagi 100 kata terakhir yang ingin kuucapkan sebagai tanda perpisahan. esok, jam 7 pagi, kita akan melangkah dengan dunia kita masing-masing. maafkan jika aku tak seperti dulu. membisikimu ribuan seru irama biru.
pergilah, kurelakan sudah semua kehilangan dan semua ketiadaan. meskipun sakit terus menghujam sepanjang umur tersisa. biarlah, asal malam ini kecupmu milikku, ciuman terakhirku, cinta terakhirku, keindahanku, kekuatanku, biarlah hilang bersamamu.
untuk tahun demi tahun yang kita lewati.
Tuesday, October 06, 2009
Damai Kami
Friday, September 25, 2009
Peristiwa 16 Desember
Aku masih saja duduk di kursi reyot itu, ketika subuh memanggil kabut turun menyusuri tulang-tulang kesepian. Segelas kopi jahe dingin tinggal dua seruput, tak kan kusiakan. Bersama kesendirian itulah aku bernyanyi mengingat masa muda yang hilang bersama kesibukan.
Entah apa yang ada diantara semangatku, tampak semuanya diam membisu, jika kutanyakan pada ingatan, "Kenapa begini?"
Kamu, aku, dia, mereka, kami... semua bermain. Satu persatu menampakkan dirinya dalam wujud abu-abu. Kadang putih memudar, kadang hitam kelam, semuanya memainkan drama kehidupan dalam babak-babak pendek dan episode yang teramat singkat. Tanpa sadar, butiran air itu turun dari pelupuk mata, bukan dari ujung daun-daun kering halaman rumah. Tetes demi tetes mengalirkan keputus-asaan, kenyataan seorang pengecut, pecundang, dan semua bentuk kekalahan yang hanya dibenarkan oleh alasan.
Dua belas tahun bersama ingatan. Nampak seperti teka-teki. Tiap bagiannya perlu keberanian untuk sekedar menulis huruf A untuk maksud yang masih dipertanyakan.
Yah, aku mengerti. Alasan demi alasan bagaikan menanam angin di padang rumput bukit cita-cita. Tinggal menunggu badai yang akan datang saat panen kekecewaan.
Sudahlah mataku, mari kita beranjak dari dinginnya delapan belas derajat amarah ini. Egoisme hanya akan membuat kita kehilangan akal. Marilah mataku, mari kita bersahabat dengan selimut dan bantal guling.
Lihatlah, sinar pagi mengintip malu-malu. Kita hanya tamu tak diundang dalam semarak hari ini. Mari kita bermimpi.
Tuesday, August 18, 2009
Tuesday, July 21, 2009
so sorry
"sorry seems to be the hardest words"
fellas, let me tell you something about 'how nice to have a silent killer friend'. it is not stroke or another heart attack for skinny people. it is not a flash in the shiny daylight.
it is about, how she kills me with her silent untrue.
oke, i forgive all her mistakes. but, she doesn't get the lessons. she covered up her fable story, no wonder she lies.
no regret, not even a word. i just try to be patient.
but now, sorry dear. i am so sorry, i can't be a God. i can not keep my view of you. sorry.
Friday, July 17, 2009
short message
Tuesday, July 14, 2009
Sunday, July 05, 2009
Face The Truth All Alone
As night becomes the dawn. In the silence, I thought I heard you crying. And I just feel like dying.
You know it hurts me when you lie. Sometimes it even makes me cry. 'Cause I'm so in love with you. If you don't believe what I have said. Take a look, my eyes are red. 'Cause I'm so in love with you.
Is this some kind of dream? This can't be what it seems. Where are you, where are you???
But all those sleepless night in bed. When you've been out somewhere instead. I wonder if you care and cannot bear the proof. I'm out here all alone. What am I supposed to do?
I am praying that you'll be waiting for me. Just roll the dice and you'll see. Cause I'll be waiting there. I hope you understand. I just can't lose control. This is my heart and soul.
Can't you see, can't you see. The perfect alibies. Just give it one more try
I wonder where you go, but daren't expose the proof. But all the nights when you have said. You must be somewhere else instead. But all the nights you don't show up. I know it's time I should grow up, ask you if you care, you stand and stare aloof.
It hurts too much to face the truth
To face the truth
To face the truth
Instead I chose to publish the truth, I believe a more beneficial deterrent to a fraud.
***from any internet sources.
Saturday, June 27, 2009
Entrapment
aku berjalan ke belakang,
tempat kita dulu biasa menyimpan canda,
tempat kamu dulu biasa membuatkanku kopi, teh,
atau sekedar menyajikanku sebuah senyum.
sekarang ini,
bandung mendung linglung sayang,
aku tak tahu harus bagaimana,
diam juga tidak membawa kebaikan apapun.
sudah kuukur hingga ke yang paling tinggi,
paling kecil, paling jauh, dan paling hebat.
aku tidak menemukan apapun,
selain tanda tanya yang semakin besar.
tolonglah aku sayang.
Tuesday, May 26, 2009
Thursday, May 07, 2009
Sepi dalam Damai
aku adalah setumpuk kesalahan,
dalam koma kutawarkan 360 derajat kehangatan.
satu saja yang kudapatkan,
kejujuran.
lalu aku pergi bersama kabut yg turun di bukit,
menapaki satu persatu stase fikir dengan jiwa yang sakit.
bersamamu longgarkan himpit,
mengedar kuasa langit.
seiring dawai,
kuhempaskan ribuan buai.
hilang semangat bersama badai,
habis sepi dalam damai.
dalam koma kutawarkan 360 derajat kehangatan.
satu saja yang kudapatkan,
kejujuran.
lalu aku pergi bersama kabut yg turun di bukit,
menapaki satu persatu stase fikir dengan jiwa yang sakit.
bersamamu longgarkan himpit,
mengedar kuasa langit.
seiring dawai,
kuhempaskan ribuan buai.
hilang semangat bersama badai,
habis sepi dalam damai.
kamu begitu berarti
izinkan aku hanyut dalam derasnya hasratku,
menghilangkan noktah-noktah semu di tepian.
berharap pada kodrat, mungkin juga tak punya arah.
inginku belajar mengeja aksara,
mimpi-mimpi datang dan pergi silih berganti.
sekelebat bayangan tanpa jejak, kosong.
kiranya esok kau terjaga,
carilah aku dalam jalan paling sepi.
disana, duduk menanti keadilan.
buai rayu bukanlah tandingan,
niscaya tipu daya hanyalah fatamorgana.
akan hilang bersama tenggelam, berganti gelap.
sejenak garis besar tersingkirkan,
dihapus beberapa alinea-alinea palsu.
semalam, padam bara dalam sekam.
menghilangkan noktah-noktah semu di tepian.
berharap pada kodrat, mungkin juga tak punya arah.
inginku belajar mengeja aksara,
mimpi-mimpi datang dan pergi silih berganti.
sekelebat bayangan tanpa jejak, kosong.
kiranya esok kau terjaga,
carilah aku dalam jalan paling sepi.
disana, duduk menanti keadilan.
buai rayu bukanlah tandingan,
niscaya tipu daya hanyalah fatamorgana.
akan hilang bersama tenggelam, berganti gelap.
sejenak garis besar tersingkirkan,
dihapus beberapa alinea-alinea palsu.
semalam, padam bara dalam sekam.
Wednesday, May 06, 2009
kebahagiaan yang semu
> semu, kebahagiaan itu semu.
> kita hanyalah ukuran
> kita cuma sekedar permainan
> hidup..
> kasih..
> cinta..
> semua adalah reka-reka, usaha,
> semua makna akan bertumpu pada rasa
> senang
> sedih
> besok
> kemarin
> datang
> dan hilang
> seperti kata-kata dan angin
> bisu adalah hampanya rongga mulut dan keringnya ludah..
> tapi,
> kita belum mati
> mati adalah berhenti
> berhenti pada titik api
> api yang dipadamkan, hanya oleh waktu
> waktu adalah sahabat sejati,
> sejak kita pertama kali menghirup udara
> pada ruang yang disebut dunia...
> kita hanyalah ukuran
> kita cuma sekedar permainan
> hidup..
> kasih..
> cinta..
> semua adalah reka-reka, usaha,
> semua makna akan bertumpu pada rasa
> senang
> sedih
> besok
> kemarin
> datang
> dan hilang
> seperti kata-kata dan angin
> bisu adalah hampanya rongga mulut dan keringnya ludah..
> tapi,
> kita belum mati
> mati adalah berhenti
> berhenti pada titik api
> api yang dipadamkan, hanya oleh waktu
> waktu adalah sahabat sejati,
> sejak kita pertama kali menghirup udara
> pada ruang yang disebut dunia...
Friday, March 13, 2009
perjalanan
ketika dilahirkan ke dunia ini,
kita menangis, dan dunia bergembira.
ketika kita mati,
akankah dunia gembira dan kita menangis.
perjalanan singgah dari lahir hingga mati,
adalah kesempatan, agar ketika mati,
kita gembira dan dunia menangis.
tiada yang lebih menggembirakan ketika mati,
jika iman tidak digenggam.
robbi, istiqomahkan imanku.
Thursday, February 12, 2009
pada sebab kutanyakan
kumpulan angin adalah badai dalam gemuruh semangat, cerita demi cerita dimuat dalam paragraf tanpa tanda baca. kalimat sahut menyahut membentuk rima dalam senarai absurd, egoisme yang akan membunuh semua kejadian demi kejadian diatas garis bawah kemujuran.
lenggok langgam adalah beberapa hiasan, bagai oase ditengah gurun, menarik semua hasrat dalam keterbukaan eskalase ilmu fikir. terus menerus membukukan jemu dalam kamar sempit, berdesak-desakan sekumpulan iri, dengki, putus asa, dan noda-noda dosa.
robbi,
mengecap iman bagaikan menaruh bara dalam genggaman.
Monday, February 02, 2009
adalah dia
Wednesday, January 28, 2009
Disclosure
Monday, January 12, 2009
isi kepala yang tertindas
keadilan hanyalah milik mereka,
segolongan kecil homo sapiens.
mulut mereka mendendangkan hasut,
tangan mereka bersimbah darah manusia.
yang dibunuhnya dengan keji,
dalam alasan logika kekuasaan.
kaum-kaum tertindas seperti aku,
mendendangkan maiyah sepanjang mata dibuka.
kata-kata yang terlewat hanyalah tangis,
sisanya kutukan dan keluh kesah susah.
hidup serasa menanti mati.
Monday, January 05, 2009
pudar
Friday, January 02, 2009
aku ingin bercerita
Subscribe to:
Posts (Atom)